Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

PROYEKSI DIMETRI - Menggambar Benda Tiga Dimensi

Proyeksi Dimetri - Kamu telah mempelajari mengenai proyeksi isometri pada pembelajaran sebelumnya. Setelah itu, kamu akan mempelajari jenis lain dari proyeksi aksonometri, yaitu proyeksi dimetri. Apakah yang kamu ketahui tentang proyeksi dimetri? Apakah proyeksi dimetri berbeda dengan proyeksi isometri? Apabila dibandingkan dengan proyeksi isometri, proyeksi dimetri lebih jarang digunakan untuk menggambar pandangan tunggal dari sebuah benda tiga dimensi. Proyeksi ini mempunyai sedikit perbedaan dengan proyeksi isometri baik dari sudut-sudut pada ketiga garis sumbu proyeksi maupun cara menggambarnya.

Seperti yang kamu ketahui sebelumnya, bahwa suatu benda dapat digambar dengan berbagai macam jenis proyeksi, termasuk proyeksi dimetri. Berdasarkan hal tersebut, gambar yang dibuat dengan proyeksi isometri dapat juga dibuat dengan proyeksi dimetri. Dengan demikian, proyeksi dimetri dapat digambar dari gambar isometri. Proyeksi dimetri termasuk salah satu jenis proyeksi aksonometri. Pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan antara proyeksi isometri dengan dimetri, yaitu besar sudut yang dibentuk sumbu x dan y dengan garis horizontal dan perbandingan panjang sumbu x, y, dan z.
PROYEKSI DIMETRI - Menggambar Benda Tiga Dimensi
Pada proyeksi dimetri merupakan proyeksi yang memiliki panjang ukuran pada garisx dan y sama, sedangkan panjang ukuran benda di sumbu z setengah dari panjang benda di sumbu x dan y. Sehingga, perbandingan panjang sumbu x, y, dan z pada proyeksi dimetri 1:0,5 1. Jadi, pada proyeksi dimetri sumbu z akan digambar lebih pendek daripada kedua sumbu lainnya. Jika pada proyeksi isometri panjang ketiga sumbu adalah 60 mm, maka pada proyeksi dimetri panjang sumbu x dan y tetap 60 mm sedangkan sumbu z hanya sepanjang 30 mm.
PROYEKSI DIMETRI - Menggambar Benda Tiga Dimensi
Tidak seperti proyeksi isometri yang hanya mempunyai satu macam skala perpendekan, pada proyeksi dimetri skala perpendekannya tidak hanya satu macam saja (1:0,5:1). Pada proyeksi dimetri masih mempunyai beberapa variasi lain skala perpendekan. Variasi skala perpendekan dari proyeksi dimetri dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Skala Perpendekan Proyeksi Dimetri
Skala Perpendekan Proyeksi Dimetri
Sumbu x             Sumbu y             Sumbuz
0,73                     0,73                     0,96
0,86                     0,86                     0,71
0,54                     0,92                     0,92
PROYEKSI DIMETRI - Menggambar Benda Tiga Dimensi
Contoh penerapan dari variasi skala perpendekan tersebut, dapat kamu lihat pada Gambar 5.24. Pada gambar tersebut rusuk kubus yang berimpit dengan sumbu x dan y memiliki panjang yang sama dan sumbu z digambar lebih panjang. Gambar 5.24 menggunakan perbandingan skala yang pertama pada Tabel 5.1 (x:y:z=0,73: 0,73: 0,96). Hal yang perlu diperhatikan, kombinasi skala perpendekan untuk proyeksi dimetri ini harus terdiri dari dua sumbu dengan panjang yang sama dan satu sumbu dengan panjang berbeda.

Selain skala perpendekan, besar sudut yang terbentuk antara sumbu proyeksi dimetri dengan garis horisontal juga dapat berbeda-beda, tidak seperti pada proyeksi isometri yang selalu sama. Pada Gambar 5.24 terlihat sudut a dan ßB menunjukkan besar sudut yang terbentuk di antara garis-garis pararel sumbu x dan y dengan garis horizontal. Nilai a dan B untuk proyeksi dimetri nilainya dapat bervariasi, tidak seperti proyeksi isometri yang memiliki nilai sudut a dan B selalu sama yaitu 30, Variasi besar sudut a dan B pada proyeksi dimetri diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 5.2 Sudut yang Terbentuk Antara Garis Sumbu Proyeksi dan Garis Horizontal Proyeksi Dimetri
Besar Sudut yang Terbentuk antara Garis Proyeksi dan Garis Horizontal pada Proyeksi Dimetri (DERAJAT)
a                ß
15             15
35             35
40             10
PROYEKSI DIMETRI - Menggambar Benda Tiga Dimensi
Pada tabel di atas, terdapat besar sudut a dan B yang berbeda. Padahal salah satu syarat proyeksi dimetri yaitu dua sudut proyeksi besarnya harus sama. Hal ini karena terdapat pengecualian untuk pasangan sudut 40° dan 10°, lihat Gambar 5.25. Apabila besar sudut a dan B yang digunakan sama, maka gambar dimetri yang dihasilkan menjadi sulit dibedakan dengan gambar isometri, seperti yang nampak pada Gambar 5.24. Jika dilihat sekilas, Gambar 5.24 seperti gambar isometri karena besar sudut yang digunakan adalah 35°. Untuk itu, cara membedakan proyeksi isometri dan dimetri adalah dengan mengukur panjang sumbu-sumbu pada proyeksi dimetri.

Pada saat menggambar proyeksi dimetri sudut a dan B yang paling banyak digunakan adalah sudut 40° dan 10°. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembaca gambar dalam membedakan gambar isometri dengan gambar dimetri. Sehingga, gambar dimetri yang sering digunakan pada gambar teknik menggunakan sudut a dan B sebesar 40° dan 10°. Penggunaan sudut a dan B sebesar 40° dan 10° harus menggunakan skala dimetri yang tepat. Berikut ini merupakan tabel penggunaan skala perpendekan dan besar sudut proyeksi dimetri.

Tabel 5.3 Skala Perpendekan dan Sudut yang Digunakan pada Proyeksi Dimetri Skala Perpendekan Sudut Proyeksi ()
Sumbu x                 Sumbu y                 Sumbu z         a         B
0,73                         0,73                         0,96             15         15
0,86                         0,86                         0,71             35         35
0,54                         0,92                         0,92             40         10
PROYEKSI DIMETRI - Menggambar Benda Tiga Dimensi
Selain itu, ada beberapa buku referensi yang menyebutkan nilai a dan B sebesar 40° 42° dan 7. Pada beberapa buku lain juga terdapat kombinasi skala perpendekan dan sudut proyeksi yang sedikit berbeda, tetapi pada dasarnya hampir sama dengan yang sudah tertulis pada tabel di atas. Kombinasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4 Skala Perpendekan dan Besar Sudut yang Digunakan pada Proyeksi Dimetri
Skala Perpendekan Sudut Proyeksi (°)
Sumbu x             Sumbu y             Sumbu z            A            B
1                            0,75                     1                    35            35
0,75                     1                         0,75                 15             15
1                          1                         0,5                     7            42
PROYEKSI DIMETRI - Menggambar Benda Tiga Dimensi
Kamu telah mempelajari skala perpendekan dan besar sudut pada proyeksi dimetri dengan benar. Selanjutnya kamu akan mempelajari cara membuat gambar proyeksi dimetri. Namun, sebelum kamu mempelajarinya lebih lanjut, kamu perlu memperdalam pengetahuanmu mengenai ciri-ciri proyeksi dimetri. Untuk itu, kerjakanlah Kegiatan 5.3 berikut ini untuk memperdalam pengetahuanmu mengenai proyeksi dimetri. Kamu juga dapat meminta bimbingan gurumu dalam melaksanakan kegiatan ini agar hasil pekerjaanmu lebih optimal.

Kegiatan 5.3
Judul Kegiatan : Mengidentifikasi Ciri-Ciri Proyeksi Dimetri
Jenis Kegiatan : Tugas Kelompok
Tujuan Kegiatan :
1) Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri dari proyeksi dimetri dengan benar. (KD 3)
2) Peserta didik dapat menyajikan ciri-ciri proyeksi dimetri dengan terampil. (KD 4)

Langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut.

1. Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok diskusi, setiap kelompok terdiri dari 4 orang anggota!

2. Cari dan pelajarilah dua buah gambar benda yang dibuat dengan proyeksi dimetri!

3. Diskusikan dan identifikasilah ciri- ciri proyeksi dimetri berdasarkan gambar tersebut jika dilihat dari skala perpendekan dan perbandingan sudutnya!

4. Tuliskan ciri-ciri proyeksi dimetri pada buku tulismu dengan rapi Analisislah perbedaan ciri-ciri proyeksi dimetri dan isometrí serta pengaruh perbedaan ciri-ciri tersebut terhadap gambar yang dihasilkan!

6. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang telah kamu lakukan yang berisi tentang hal-hal penting mengenai cara mengubah gambar isometri menjadi gambar dimetri!

7. Sajikan hasil kegiatanmu mengenai ciri-ciri dari proyeksi dimetri di depan kelas dengan percaya diri dan tanggung jawab!

8. Setelah selesai presentasi, kumpulkan hasil kegiatanmu pada gurumu dengan tepat waktu!

Hal apa sajakah yang dapat kamu simpulkan setelah melaksanakan Kegiatan 5.3? Kamu tentu dapat menuliskan ciri-ciri proyeksi dimetri berdasarkan gambar benda yang telah kamu identifikasi. Kamu juga telah dapat membedakan gambar proyeksi dimetri dengan gambar proyeksi isometri. Sekarang, kamu akan berlatih membuat gambar benda dengan proyeksi dimetri. Untuk itu, pelajarilah uraian materi berikut dengan sungguh-sungguh.
Pada dasarnya untuk membuat gambar dimetri dari sebuah benda caranya hampir sama dengan membuat gambar isometri. Perbedaannya terletak pada penentuan kombinasi sudut a dan B serta skala perpendekan yang akan digunakan. Hal yang perlu diperhatikan saat pemilihan skala perpendekan adalah menggunakan skala perpendekan dan sudut proyeksi dalam satu baris yang sama. Disamping itu, tabel kombinasi yang akan dijadikan acuan harus ditentukan dengan tepat. Tidak boleh mengombinasikan skala perpendekan dan sudut proyeksi di antara dua tabel.

Untuk mempermudah pembuatan gambar dimetri, tabel kombinasi yang digunakan sebaiknya Tabel 5.4 karena skala-skala perpendekannya lebih mudah untuk dihitung. Adapun cara menggambar sebuah kubus dengan menggunakan proyeksi dimetri dengan Tabel 5.4 antara lain sebagai berikut.

1. Menentukan kombinasi sudut yang terbentuk antara garis-garis sumbu dimetri dengan garis horizontal (a dan B). Misalnya nilai a dan B ditentukan sebesar 42 dan 7, lihat Tabel 5.4 pada halaman 154.

2. Membuat garis-garis sumbu dimetri yaitu sumbu x, y, dan z dengan menggunakan nilai a dan ß sebesar 42° dan 7°. Panjang garis sumbunya sembarang

3. Menentukan skala perpendekan yang akan dipakai. Misalnya, sudut yang dipakai 42° dan 7°, maka skala perpendekan yang dipakai 1: 1:0,5 (N:y: 2)

4. Menentukan panjang rusuk kubus yang akan dibuat. Misalnya, panjang rusuk kubus yang akan dibuat adalah 40 mm, maka panjang sumbu x dan y yaitu 40 mm serta panjang sumbu z sebesar 20 mm (sesuai dengan skala perpendekan yang dipakai sehingga hasil gambarnya seperti balok).

5. Menyesuaikan panjang ketiga garis sumbu dimetri sehingga panjangnya sesuai dengan panjang rusuk rusuk kubus (sumbux dan y sebesar 40 mm dan sumbu z sebesar 20 mm).

6. Setelah ketiga garis sumbu dimetri tersebut selesai dibuat, rusuk-rusuk kubus yang lain dibuat dengan cara menarik dan membuat garis-garis yang sejajar dengan ketiga garis sumbu dimetri.

7. Menyelesaikan gambar kubus dengan menghubungkan rusuk-rusuk tersebut. Agar gambar yang dihasilkan rapi dan hubungan antar rusuk tepat, pembuatan garis dilakukan dengan menggunakan sepasang penggaris segitiga.

Kunci utama untuk membuat gambar dimetri adalah dengan menmahami aturan yang akan digunakan dan mampu membayangkan bentuk benda yang akan digambar. Hal ini dapat kamu dapatkan dengan banyak berlatih menggambar. Oleh karena itu, kerjakan tugas praktik berikut ini agar keterampilanmu dalam membuat gambar dimetri semakin baik.

Praktik
1. Pelajari dengan rajin cara membuat sebuah gambar dimetri pada buku materimu atau sumber-sumber referensi lainnya!

2. Persiapkanlah peralatan yang kamu butuhkan untuk melaksanakan pembuatan gambar dengan proyeksi isometri, antara lain: pensil gambar H atau 2H, buku gambar A3, penggaris segitiga, mal huruf, dan lain-lain!

3. Buatlah buat garis tepi pada kertas gambarmu beserta etiket gambarnya!

4. Buatlah sebuah kubus dengan proyeksi dimetri pada kertas gambar yang telah kamu siapkan, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Buat satu buah kubus sebagai gambar referensi dengan proyeksi isometri. Panjang rusuk kubus yang dibuat adalah 60 mm!
b. Buat tiga buah kubus dengan panjang rusuk yang sama dan dengan tiga variasi skala perpendekan dan sudut proyeksi dimetri pada Tabel 5.4 buku materimu halaman 154. Jadi, nanti akan dihasilkan tiga buah gambar kubus dengan tiga sudut dan skala perpendekan yang berbeda!
c. Semua gambar kubus dibuat dalam satu kertas gambar yang sama:
d. Semua kubus digambar dengan menggunakan pensil gambar H atau 2 dan sepasang penggaris segitiga.

5. Komunikasikan hasil pekerjaanmu pada gurumu dengan santun untus perbaikan gambarmu!

6. Kumpulkanlah gambarmu pada gurumu dengan tepat waktu setelah selesai kamu kerjakan!